BREAKING NEWS

Jumat, 11 September 2015

Penyewaan Perlengkapan dan Peralatan Pendakian di Cirebon

Cirebon merupakan suatu kota yang dekat dengan kawasan Gunung Ciremai, yaitu gunung tertinggi di Jawa Barat dengan ketinggian 3078 Mdpl. Hal itu membuat kota Cirebon dan sekitarnya seperti Kuningan, Majalengka, dan Indramayu memiliki banyak sekali komunitas Pencinta Alam maupun sekelompok orang yang hobi mendaki gunung. 

Penyewaan Perlengkapan dan Peralatan Pendakian di Cirebon

Dalam suatu pendakian diperlukan persiapan yang matang, bukan hanya persiapan fisik pendakinya, tapi juga persiapan perlengkapan dan peralatan. Perlengkapan dan peralatan pendakian bukan merupakan suatu barang yang murah, jadi tidak semua pendaki memiliki barang yang komplit.

Bagi anda yang ingin mendaki gunung namun tidak memiliki perlengkapannya, anda bisa menyewa di Dewa Alam . Dewa Alam merupakan Klub Pendaki Gunung dan Pemanjat Tebing namun memiliki outlet penyewaan peralatan dan perlengkapan pendakian gunung dan panjat tebing. Adapun daftar peralatan dan perlengkapan serta harga sewanya adalah sebagai berikut:

DAFTAR HARGA SEWA PERALATAN

No
Nama Barang
Harga sewa/hari
Ket.
1
Calk Bag
5.000

2
Carbinar Scewgate
10.000

3
Carbiner Oval/snap
7.500

4
Carnmantel
75.000

5
Carrier  100 Ltr
25.000

6
Carrier  80 ltr
20.000

7
Carrier 100 ltr Eiger
40.000

8
Carrier 60 ltr
10.000

9
Compas silva
5.000

10
Cooking set eiger
20.000

11
Cooking set/nesting
15.000

12
Discander
8.000

13
Egg holder
3.000

14
Geiter  eiger
15.000

15
Harness
50.000

16
Headlamp 1850
10.000

17
Headlamp biasa
5.000

18
Kompas Bidik
7.500

19
Kompor kaki 3
15.000

20
Kompor kupu-kupu
10.000

21
Kompor stove eiger
20.000

22
Kompor wind proof
15.000

23
Lampu tenda
3.000

24
Lentera/bohlam tenda
5.000

25
Matras
5.000

26
Megaphone
25.000

27
Plysheet
10.000

28
Rappid
5.000

29
Sepatu gunung
15.000

30
Sleeping Bag dakron
15.000

31
Sleeping Bag Polar
10.000

32
Sling press
5.000

33
Sling set tambatan
10.000

34
Tenda Eiger  (3 Orang)
35.000

35
Tenda Eiger keong (7 Orang)
100.000

36
Tenda eiger posko (12 Orang)
150.000

37
Tenda Eiger Trnasformer (3 Orang)
45.000

38
Tenda Great Outdoor (3 Orang)
25.000

39
Tenda Prisma
15.000

40
Tenda sy (4 Orang)
25.000

41
Topi Rimba
2.000

42
Webbing
5.000



Jika anda ingin menyewa tenda atau peralatan lainnya silakan bisa datang langsung ke alamat Jln. Raya Cirebon - Bandung (Sebelah Barat Lampu Merah Plumbon) atau bisa hubungi kami melalui nomor (0231) 8304805 atau melalui handphone 085315085555.

Demikian informasi penyewaan peralatan dan perlengkapan pendakian yang ada di Cirebon, Semoga dapat membantu.. 


Selasa, 10 Maret 2015

Asal Muasal Desa Lemahtamba

Raden Walangsungsang (Putra Prabu Siliwangi dari permaisuri Ratu Subang larang) Secara diam-diam meninggalkan Keraton Pajajaran untuk menuntut ilmu dan mamperdalam Syariat Islam. Kepergian tersebut sekalipun dilarang ayahandanya, dilakukan dengan tekad yang kuat membaja serta untuk memenuhi pesan ibunya sebelum meninggal. Keesokan harinya gegerlah Keraton Pajajaran atas kepergian Raden Walangsungsang tersebut.

 Perjalanan Raden Walangsungsang menuju kea rah Timur dan sampailah di Kaki Gunung Berapi. Di tempat ini ia berguru kepada Sang Danurwarsih. Ia kemudian diberi cincin Ampal oleh gurunya yang punya banyak khasiat. Selanjutnya Raden Walangsungsang  dinikahkan dengan putrinya yang cantik jelita bernama Nyai Mas Ratu Ending Geulis.
 
Di Keraton Pajajaran, Nyai Mas Rarasantang adik Raden Walangsusang, juga pergi meninggalkan keraton menyusul kakaknya. Gemparlah Keraton Pajajaran yang kedua kalinya.
 
Setelah menempuh perjalanan jauh dan melelahkan akhirnya Nyai Mas Rarasantang dapat bertemu dengan kakak besertaistrinya di kaki Gunung Merapi. Dengan rasa haru dan bahagia mereka melepas kerinduan. Nyai Mas Rarasantang menceritakan suka duka dalam perjalanan, antara lain bertemu dengan Nyai Endang Sukati di Gunung Tangkuban Perahu yang memberinya sepasang baju Sang Dewa Mulya, dan ketika sampai di Gunung Liwung bertemu dengan Ki Ajar Sakti yang memberi petunjuk  agar ia menuju kaki Gunung Ciremai.
 
Setelah cukup lama Raden Walangsungsang beserta istri dan adiknya berada di Kaki Gunung Berapi, mereka kemudian mohon pamit kepada Sang Danuwasih untuk melanjutkan pengembaraan. Oleh Sang Danuwarsih, mereka diberi petunjuk agar menuju Gunung Ciangkup.
 
Di Gunung Ciangkup,Raden Walangsungsang bertemu dengan Sang Hyang Nanggo yang memberinya pusaka “Golok Cabang”.
 
Raden Walangsungsang melanjutkan perjalanan menuju Gunung Kumbang. Ditempat ini bertemu dengan Sang Hyang Naga dan memberikan tiga buah pusaka, yaitu:
1.      Peci Waring, Khasiatnya bila dipakai tidak terlihat
2.      Batok Bolu, dapat mengatur mahluk halus
3.      Umbul waring, agar selamat dari fitnah musuh.
Sang hyang naga memberi petunjuk agar raden walangsungsang menuju Gunung Cangak menemui Ratu Bangau. Kemudian Ratu Bangau memberi pusaka piring panjang, pendil dan bareng, dan menasehatinya apabila ingin berguru ilmu sejati (Syariat Islam) hendaklah datang ke Syekh Datul Kahfi/Syekh Nurjati di perguruan Gunung jati.
 
Raden Walngsungsang beserta istri dan adiknya melanjutkan perjalanan menuju perguruan Gunung Jati. Setelah perjalanan jauh mereka beristirahat disuatu tempat dibawah pohon, teringat akan pesan dan nasehat sang Ibunya Nyai Mas Subang Larang, apabila mengalami sakit atau lelah, cungkillah tanah dengan kujang pusaka dan balurkan ke bagian tubuh yang sakit maka hilanglah rasa lelah dan rasa sakit itu dan akan terpancar air dari dalamnya.
 
Tempat keluarnya mata air itu kemudian menjadi sebuah sumur yang sekarang dikenal dengan sebutan sumur Karomat sedangkan daerah sekitar itu dikenal dengan nama Pademangan Cikujang. Nama Cikujang diambil dari kata CI+KUJANG, yang mengandung arti Ci berasal dari kata Cai (bhs sunda) = Air, Kujang adalah nama pusaka yang dipergunakan Raden Walangsungsang.
 
Pademangan Cikujang selanjutnya diganti dengan nama Lemah Tamba. Lemah (bhs Jawa)= Tanah, Tamba (bhs jawa) = obat. Jadi lemahtamba mengandung pengertian lemah sing bisa dadi tamba (Tanah yang dapat dijadikan obat). Nama ini diambil dari kejadian ketika Raden walangsungsang mengobati rasa sakit dan letihnya, ia mencungkil tanah dengan kujang pusakanya, yang kemudian tanah itu dibalurkan sehingga sembuhlah rasa sakit dan letihnya.
 
Copyright © 2015 Kabupaten Cirebon
Modif By Ari Saeful Bahri